Situs Semedo adalah situs manusia purba yang ditemukan pada 2005. Museum Situs Semedo merupakan pusat informasi dan ilmu pengetahuan kepurbakalaan serta penelitian arkeologi nasional. Selain akan menjadi destinasi wisata edukasi unggulan Kabupaten Tegal, keberadaan Museum Situs Semedo juga diharapkan mampu menjadi bagian dari upaya konservasi dan pelestarian kawasan cagar budaya di sekitarnya.
Kehadiran Museum Situs Semedo menjadi representasi adanya kehidupan manusia purba di Desa Semedo yang berawal dari temuan artefak berupa alat-alat dari batu seperti kapak perimbas di tahun 2007 dan puncaknya di bulan Mei 2011 dengan ditemukannya fosil fragmen tengkorak kepala Homo erectus oleh Dakri, warga desa setempat, yang diperkirakan usianya sekitar 700 ribu tahun.
Kehidupan purba memang selalu menarik untuk diteliti.
Dari sana pula sejarah tentang evolusi kehidupan manusia bisa diketahui, termasuk temuan fosil kepingan tengkorak kepala Homo erectus di Situs Semedo berusia sekitar 700 ribu tahun.
Kepingan tengkorak manusia purba tersebut kini menjadi koleksi unggulan Museum Situs Semedo, di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
Dibangun secara bertahap sejak tahun 2015 lalu, Museum Situs Semedo yang dikelola Direktorat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini, rencananya akan menampung kurang lebih 3.100 koleksi benda-benda biologis dan geologis yang menggambarkan kekayaan bumi dari berbagai perspektif.
Museum yang rencananya akan dibuka pada tahun 2022 dan diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ini, akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan juga arkeologi nasional.
Sebab, selain memamerkan koleksi fosil dan diorama yang menceritakan kehidupan purba, museum ini juga akan difungsikan sebagai pusat penelitian Situs Semedo.
Adapun Museum Semedo berdiri di atas lahan seluas 10.582 meter persegi.
Pegiat fosil asal Desa Semedo, Dakri (64), menceritakan awal mula penemuan fosil manusia purba di Situs Semedo.
Tepatnya di bulan Mei 2011, dirinya menemukan fragmen tengkorak Homo erectus.
Temuan tersebut kemudian diteliti oleh BPSMP Sangiran dan dinyatakan bahwa pecahan atap tengkorak bagian belakang adalah fosil manusia purba dari awal Kala Pleosten Tengah sekitar 700.000 tahun lalu yang kemudian dinamai Semedo 1.
Tak hanya temuan fosil Homo erectus, dirinya juga menemukan ribuan fosil lainnya seperti fosil tulang rahang bawah dan gigi geligi primata besar sejenis Gigantopithecus atau kingkong, alat-alat di zaman batu tua atau paleolitikum seperti kapak genggam, kapak penetak, kapak perimbas dan alat serpih, hingga alat serut berbahan batu koral kersikan.